Komposisi Soal UTBK Tahun 2023

Materi Tes UTBK Tahun 2023 | Matematrick.com - Pada tahun 2023 ini, seleksi mahasiswa baru melalui jalur tes mengalami perubahan. Materi tes dalam Ujian Tertulis Berbasis Komputer UTBK Tahun 2023 atau sekarang disebut dengan SNBT 2023, disederhanakan hanya terdiri dari dua komponen yaitu Tes Potensi Skolastik dan Tes Literasi. Berikut ini penjelasan dari kedua tes tersebut.

Materi Soal UTBK Tahun 2023

1. Tes Potensi Skolastik

Tes Potensi Skolastik (TPS) adalah tes yang didesain untuk menguji kemampuan berfikir siswa sebagai calon mahasiswa baru, yaitu kemampuan untuk memahami dan bernalar yang diperlukan  seseorang agar dapat berhasil dalam pendidikan formal, khususnya pendidikan tinggi. Kemampuan ini berkembang melalui proses belajar dan pengalaman-pengalaman di sekolah maupun di luar sekolah.

Jenis Soal Tes Potensi Skolastik

Soal-soal TPS terdiri dari empat komponen, yaitu:

  • Penalaran Umum
  • Pengetahuan dan Pemahaman Umum
  • Pemahaman Bacaan dan Menulis
  • Pengetahuan Kuantitatif

A. Penalaran Umum

Komponen Kemampuan Penalaran Umum dalam TPS menguji kemampuan seseorang untuk secara terarah dan terkendali menggunakan prosedur-prosedur untuk memecahkan masalah-masalah baru yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan menggunakan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dipelajari sebelumnya. 

Komponen Penalaran Umum terdiri dari tiga sub-komponen, ialah penalaran induktif, penalaran deduktif, dan penalaran kuantitatif. Kemampuan yang diujikan mencakup kemampuan memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya dan kemampuan bernalar secara abstrak yang tidak semata-mata merupakan hasil dari pembelajaran sebelumnya. Pengujian dilakukan untuk menilai bagaimana seseorang dapat berpikir secara induktif, deduktif, serta bagaimana seseorang dapat bernalar dengan menggunakan angka-angka yang disebut sebagai kemampuan penalaran kuantitatif.

Kemampuan berpikir secara induktif adalah kemampuan untuk mengamati fakta-fakta atau kejadian-kejadian untuk menemukan prinsip-prinsip atau aturan-aturan yang mendasarinya.

Kemampuan berpikir secara deduktif adalah kemampuan seseorang untuk bernalar secara logis dengan menggunakan premis-premis dan prinsip-prinsip yang telah diketahui sebelumnya. 

Kemampuan berpikir melalui penggunaan angka adalah kemampuan berpikir yang melibatkan kuantitas, hubungan matematika sederhana, yang melibatkan penggunaan operator aritmetika dasar seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Soal UTBK 2023

B. Pengetahuan dan Pemahaman Umum

Pada komponen pengetahuan dan pemahaman umum yang diujikan adalah kemampuan untuk memahami dan mengkomunikasikan pengetahuan yang dianggap penting di lingkungan budaya Indonesia terutama keterampilan dalam berbahasa, menggunakan kata, dan keluasan serta kedalaman pengetahuan umum. Termasuk dalam kemampuan ini adalah pengetahuan praktis seseorang tentang bahasa, informasi, dan konsep-konsep khusus yang berbasis verbal dan kebahasaan.

C. Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis

Kemampuan membaca dan menulis adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh seseorang yang meliputi kemampuan dasar dalam membaca, kelancaran membaca, dan keterampilan menulis yang diperlukan untuk memahami bahasa tulis dan ekspresi pikiran melalui tulisan. Kemampuan ini mencakup kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan yang lebih kompleks seperti memahami wacana tertulis dan menulis cerita.

D. Pengetahuan Kuantitatif

Pengetahuan kuantitatif adalah kedalaman dan luasnya pengetahuan yang terkait dengan matematika, yang merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan mewakili kemampuan untuk menggunakan informasi kuantitatif dan memanipulasi simbol-simbol angka. Kemampuan ini mencakup pengetahuan mengenai ukuran perhitungan matematika, pemecahan masalah matematika, dan pengetahuan umum matematika.

Perbedaan Pengetahuan Kuantitatif dan Penalaran Kuantitatif

Pengetahuan kuantitatif berbeda dengan penalaran kuantitatif. Pengetahuan kuantitatif merupakan sekumpulan pengetahuan matematika yang diperoleh seseorang, termasuk kemampuan untuk melakukan perhitungan matematika. Sedangkan penalaran kuantitatif merupakan kemampuan untuk menalar secara induktif dan deduktif dalam memecahkan masalah-masalah yang berupa angka-angka.

2. Tes Literasi

Kata “literasi” memiliki arti yang luas. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata literasi sebagai (1) kemampuan menulis dan membaca, (2) pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu, misalnya, literasi komputer; dan (3) kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.

Tes Literasi terbagi menjadi 2 komponen, yaitu:

  • Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
  • Penalaran Matematika

A. Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Tes Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Tes Literasi dalam Bahasa Inggris dalam Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun 2023 berfokus pada Literasi Membaca (Reading Literacy). Adapun yang dimaksudkan dengan literasi membaca adalah kemampuan seseorang memahami, menggunakan, mengevaluasi, merenungkan, dan berinteraksi secara aktif dan berkelanjutan (engage) dengan teks dengan arah untuk mencapai tujuan, mengembangkan pengetahuan dan potensi, serta untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Dengan pengertian tersebut, Literasi Membaca merupakan suatu proses aktif membangun makna seluruh bacaan berdasarkan interaksi antara pembaca dan teks. Untuk mengonstruksi makna seluruh bacaan, diperlukan penalaran dan pengetahuan strategi membaca yang efektif. Dalam proses membaca, seorang pembaca (peserta tes SNPMB dalam konteks ini) menggunakan repertoar kompetensi kebahasaan dan strategi kognitif untuk mengonstruksi makna bacaan.

Terdapat dua hal utama yang menjadi tolok ukur keberhasilan seorang pembaca dalam mengonstruksi makna seluruh bacaan, yaitu:

1). Kompetensi Kebahasaan

Kompetensi kebahasaan merupakan penguasaan kebahasaan yang dimiliki oleh pembaca atas bacaan yang digunakan dalam bacaan—dalam konteks SNPMB ini adalah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Kompetensi kebahasaan peserta tes akan diuji melalui pemahaman peserta tes atas perbendaharaan kata yang disajikan dalam bacaan. Bacaan yang disajikan menggunakan bahasa baku baik dari segi tata bahasa maupun kosakata sehingga kompetensi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris baku pembaca atau peserta tes pun menjadi tuntutan.

2). Strategi Kognitif

Strategi kognitif merupakan suatu strategi pembelajaran bacaan yang digunakan oleh pembaca suatu teks untuk memahami suatu bacaan. Strategi kognitif merupakan proses mental yang digunakan oleh pembaca terlatih untuk menyarikan dan mengkonstruksi makna bacaan dan menciptakan struktur pengetahuan dalam memori jangka panjang pembaca. Strategi kognitif, yang sekaligus menjadi hal yang disuguhkan dalam tes, mencakupi hal-hal berikut.

1. Pengaktifan: Pembaca (peserta tes) menggunakan pengetahuan atau pengalaman terdahulu untuk memahami teks. Dalam hal ini peserta tes dihadapkan pada teks-teks bacaan yang sebagian telah berada dalam domain pengetahuan latar belakang peserta tes sehingga peserta tes akan mampu menghubungkan pengetahuan latar belakang itu dengan konten dalam bacaan saat membaca teks.

2. Penyimpulan: Pembaca (peserta tes) menyatakan kembali atau menyimpulkan situasi dalam bacaan. Pembaca (peserta tes) juga akan menghubungkan teks dengan konteks untuk memahami seluruh atau sebagian isi bacaan.

3. Penemuan hal yang sesuai dan yang tidak sesuai: Pembaca (peserta tes) akan berinteraksi dengan teks, mengujikan pemahaman mereka atas bacaan dengan sejumlah pernyataan yang sesuai atau tidak sesuai dengan konten bacaan.

4. Pemahaman atas gagasan penting dalam bacaan: Pembaca (peserta tes) akan menghimpun gagasan yang penting dalam bacaan dengan mengenali kata kunci, menjawab pertanyaan tentang isi bacaan atau hal penting dalam bacaan.

Dalam proses membaca, seorang pembaca tidak hanya berhadapan dengan teks, tetapi juga ia harus mampu menemukan konteks yang melingkungi teks sehingga pemahaman atas bacaan menjadi utuh. Konteks teks yang disajikan dalam SNPMB merupakan bidang teks personal dan bidang teks keilmuan yang bervariasi dan familiar dengan pembaca (peserta tes). Bidang teks mencakupi bidang ilmu pengetahuan alam, yang mencakupi sains dan teknologi, dan bidang ilmu pengetahuan sosial dan humaniora.

Berdasarkan isi informasi dan kandungan pengetahuan di dalamnya, teks atau bacaan yang digunakan dapat dipilah ke dalam 4 (empat) kategori, yakni (1) teks umum, (2) teks sastra, (3) teks saintek, dan (4) teks sosial humaniora. Teks umum berupa bacaan bergenre inspiratif dan informasi umum, teks sastra berupa teks bergenre novel, sedangkan teks saintek dan sosial humaniora berupa teks bergenre eksplanatif, ulasan, dan argumentatif. Konten teks sebagaimana dimaksud di atas berupa teks yang hadir dalam (1) konteks-personal inspiratif, (2) konteks novel remaja, dan (3) konteks informasi dan pengetahuan umum popular. Sedangkan keterampilan kognitif yang digali meliputi:

    1. menggali dan mengungkapkan informasi dalam bacaan;
    2. memadukan informasi dan menafsirkan makna bacaan;
    3. mengapresiasi karya sastra (dalam novel remaja);
    4. menginterpretasi dan menganalisis unsur eksplanatif bacaan;
    5. menginterpretasi dan menganalisis unsur eksplanatif bacaan; dan
    6. menganalisis dan mengevaluasi ulasan (objek bahasan) dalam bacaan.


B. Penalaran Matematika

Berdasarkan dokumen Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Kemdikbudristek tahun 2022 mengenai numerasi, penalaran matematika didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan penalaran secara matematis yang ditunjukkan dengan kemampuan dalam merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan permasalahan atau informasi yang melibatkan aspek kuantitatif. Proses yang melibatkan literasi matematika memiliki beberapa elemen pendukung seperti prosedur, fakta, dan alat. Elemen-elemen ini dipakai untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena di dalam kehidupan sehari-hari. Individu yang memiliki penalaran matematika cenderung akan mampu membuat keputusan yang tepat berdasarkan didasarkan pada penalaran yang sistematis, analitis dan logis.

Penekanan penalaran matematika yang dipakai dalam AKM sejalan dengan framework dari survei PISA yang sangat menekankan kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas individu untuk menggunakan matematika dalam konteks. Namun demikian, aspek keluasan pengalaman juga menjadi perhatian. Secara operasional aspek pengalaman ini ditunjukkan dengan pengalaman individu dalam menyelesaikan masalah-masalah matematis di berbagai konteks misalnya bidang, situasi atau hal-hal yang membatasi cara meninjau permasalahan tersebut. Dengan kata lain, ada dua hal yang ditekankan dalam penalaran matematika, yaitu:

    1. Penggunaan konsep matematika dalam mengatasi masalah dalam sebuah konteks
    2. Penggunaan pengalaman di dalam kelas untuk mengatasi masalah

Penekanan kemampuan penalaran matematika juga dikaitkan dengan proses kognitif yang terlibat dalam penyelesaian masalah yang dilakukan. Tiga proses kognitif yang dilibatkan tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Memformulasikan (formulate)
    2. Menggunakan/Menerapkan (employ)
    3. Menginterpretasikan (interpret)

Ketiga proses kognitif ini semuanya terkait dengan konteks yang membatasi permasalahan yang ditelaah. Sejak dari proses awal, konteks diharapkan menjadi elemen yang selalu menyertai proses kognitif tersebut. Mulai dari memformulasikan permasalahan, formulasi masalah harus memperhatikan konteks masalah. Misalnya, individu harus mampu memahami perbedaan dalam memformulasikan tren perubahan harga barang yang berbeda dengan tren perubahan tinggi tanaman. Demikian juga pada proses penerapan prinsip-prinsip matematika, individu harus mengenali kapan sebuah prinsip matematika dapat diterapkan pada sebuah masalah dan kapan prinsip tersebut tidak dapat diterapkan sehingga harus menggunakan prinsip lainnya.

Penentuan Domain Penalaran Matematika

Berdasarkan paparan di atas, penalaran matematika terdiri dari tiga elemen yang sangat berkaitan, yaitu proses, konten dan konteks.

Proses menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh individu untuk mengaitkan masalah matematika sesuai dengan konteksnya. Konten menunjukkan substansi materi yang dilibatkan dalam pengukuran yang dilakukan. Konteks adalah letak atau posisi dari permasalahan yang harus diatasi dalam semesta situasi, kondisi, waktu, ruang atau tempat masalah.

Model Dinamika Proses Penalaran Matematika

Pengukuran terhadap kemampuan penalaran matematika dilakukan mengombinasikan berapa aspek berupa konten, proses kognitif dan konteks. Konten ukur menyasar pada aspek substantif domain konstruk ukur yang relevan dengan materi-materi yang diujikan. Proses kognitif menekankan pada proses mental yang melibatkan aspek kognitif individu untuk mengatasi sebuah permasalahan. Di dalam kaitannya dengan kemampuan numerasi, identifikasi terhadap proses kognitif dalam sebuah pengukuran kemampuan numerik dapat juga dilihat sebagai sebuah upaya melakukan formalisasi proses ini. Artinya, proses kognitif sebenarnya muncul dalam setiap proses pemecahan masalah kuantitatif namun seringkali tidak dijelaskan secara eksplisit sebagai domain kemampuan yang dilaporkan secara formal menjadi sebuah skor. Konteks adalah sesuatu yang membatasi sebuah informasi berdasarkan beberapa aspek seperti ruang lingkup, jangkauan waktu atau bidang yang ditekankan. Konteks adalah sebuah elemen penting yang membuat informasi lebih spesifik sehingga mudah dipahami dan dijabarkan lebih rinci.

Konten Pengukuran Penalaran Matematika

Konten pengukuran penalaran matematika pada UTBK 2023 akan melibatkan empat domain ukur yaitu bilangan, pengukuran dan geometri, ketidakpastian dan data, serta aljabar. Semua konten ini sesuai dengan framework asesmen melalui AKM sehingga proses pengukuran penalaran matematika sejalan dengan arah kebijakan saat ini.

Elemen dan Konten Soal Penalaran Matematika

1. Bilangan

Terdiri dari:

  • Bilangan cacah, bulat, pecahan, desimal, irasional, berpangkat dan notasi ilmiah.
  • Sifat Urutan.
  • Operasi Hitung. 

2. Pengukuran dan Geometri

Terdiri dari:

  • Luas dan volume bangun ruang.
  • Pengukuran dalam skala satuan pokok (panjang, massa, waktu) maupun skala satuan turunan (luas, debit, volume).
  • Penalaran spasial seperti arah, sistem koordinat petak, dan sistem koordinat kartesius.

3. Data dan Ketidakpastian

Terdiri dari:

  • penyajian data secara sederhana
  • turus dan diagram gambar 
  • interpretasi dan evaluasi data 
  • peluang kejadian majemuk

4. Aljabar

Terdiri dari:

  • persamaan dan pertidaksamaan
  • sistem persamaan linear tiga variabel
  • relasi dan fungsi (termasuk pola bilangan)
  • aritmatika sosial (rasio dan proporsi)

Itulah materi yang akan diujikan dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT 2023). Persiapkan sedini mungkin dengan mengenali dan berlatih soal sebanyak mungkin. Baca juga tips-tips mengerjakan soal-soal UTBK atau SNBT yang ada di blog ini. Semoga sukses.

Dapatkan artikel terbaru:

0 Response to "Komposisi Soal UTBK Tahun 2023"

Post a Comment

Manfaatkan kotak komentar di bawah ini untuk feed back dan sumbang saran. Terima kasih sudah ikut berkontribusi di blog Matematrick.